Minggu, 09 September 2012

Jalan-jalan iseng ke tempat Wisata Pantai Muara Tangerang




Pagi sekitar jam 6 aku mengantar istriku keKamal muara untuk berbelanja ikan,karena diKamal muara ini terkenal dengan ikannya yang masih segar dan juga murah,selain sebagai TPI atau Tempat Pelelangan Ikan diKamal muara juga dikenal sebagai tempat orang-orang atau pemancing yang ingin menyebrang kepulau-pulau disekitar kepulauan Seribu seperti kepulau Bidadari,pulau Onrust,pulau Kayangan atau pulau-pulau yang lainnya.Setelah berbelanja ikan,terbesit dalam pikiranku untuk jalan-jalan sejenak maklum karena setelah lebaran kemarin aku dan keluarga tidak kemana-mana pikiran tertuju untuk melihat-lihat seperti apa Wisata Pantai Muara, yang letaknya aku pikir tidak jauh dari Kamal Muara ini,hanya berbelok menuju  Jalan Selembaran dan arahnya lurus menuju keTeluk naga Tangerang.

Antara  Selembaran dan Teluk naga sekilas tempat wisata ini tidak banyak yang tahu



Sepanjang jalan menuju tempat wisata,mata kita disuguhi padi yang  menguning

Jarang-jarang lho dikota Metropolitan bisa melihat pemandangan seperti ini


Sampailah kami didepan jalan yang akan menuju desa Muara,dipinggir jalan sudah terpangpang papan nama arah yang akan menuju Pantai Muara,jalan yang akan kami lalui memang kecil tapi sudah diaspal rapi, pokoknya akan memudahkan perjalanan kami apalagi dikanan kiri jalan yang kami lalui tanaman padi terhampar hijau dan sisi lain ada petani yang sudah memanen padinya sungguh suatu pemandangan yang langka,suatu tempat yang tidak jauh dari Jakarta dan aku masih bisa menyaksikan tanaman padi yang menguning.


Detik-detik menjelang pintu gerbang tiket wisata,sayangnya photo ini dijepret saat pulang

Jadinya mata mereka hanya tertuju pada arah datangnya pengunjung

Tambak-tambak serta penjual udang hidup menyambut kami sepanjang jalan kepantai

Kalo jalan kaki jauh juga lho kepantai,tapi untuk anak-anak ini... no problemo!
                                                                                                                                     
Ternyata pantai atau laut aku menyebutnya masih jauh,setelah aku menanyakan pada seorang bapak yang mengendarai motor sambil membawa anaknya yang berhenti sejenak diatas jembatan sambil melihat ribuan ikan cere berkumpul dikali,kamipun melanjutkan perjalanan sementara istriku minta segera cepat pulang karena akan segera memasak ikan Bandeng yang kami beli diTPI Kamal.Motor matic yang kubawapun melaju dengan kencang,tibalah kami dipos penjagaan ada sekitar 7 atau 8 orang yang menjaga,teryata pos tersebut adalah gerbang tiket bagi pengunjung yang akan kepantai,aku membayar tiket masuk seharga 5 ribu rupiah pada seorang penjaga disitu.Jalan yang tadi kami lalui mulus berubah drastis yang tadinya aspal berubah menjadi tanah dan berbatu saat kami mendekati pantai,dan dikanan kiri jalan sudah berubah menjadi areal tambak dan tanaman mangrove yang Indah (menurutku lho...) O iya disepanjang jalan menuju pantai muara banyak terdapat penjual udang hidup untuk umpan mancing lho,buat sobat yang hobi mancing boleh di coba tempat yang satu ini.
 
Semakin mendekati pantai kondisi jalan sudah berubah

Nun jauh disana adalah pantai serta bangunan milik Pertamina

Pohon bakau atau Mangrove masih terpelihara bagus disini

Cuma ini yang dapat menyejukan mata dan hati  kami


Jauh mata memandang terlihat banyak bagan bambu,batang-batang bambu yang menopang bagan diterjang oleh air laut yang bergelombang juga keruh,akupun mengurungkan niat untuk masuk kepantai aku memilih untuk berjalan terus keujung untuk melihat-lihat lautnya.Didalam tempat wisata aku melihat wisatawan makan ikan bakar sambil lesehan diwarung yang terbuat dari bambu,dan kulihat anak-anak bertelanjang dada yang berlarian dipinggir laut yang keruh dan kotor oleh sampah plastik.Dalam hati aku bertanya apakah mereka,anak-anak itu berenang juga diair laut yang kunilai tidak layak untuk dijadikan ajang bermain apalagi untuk berenang.Tempat wisata pantai Muara ini wajib dikunjungi agar sobat tidak penasaran tapi untuk memancing dan wisata mangrove saja,tapi kalau untuk berenang atau main dipinggir pantai...nanti dulu deh.


Antara tambak-tambak jalan masuk yang akan kepantai

Kami hanya memandangi dari jauh orang-orang yang  sedang berwisata dipantai Muara
                                

Selasa, 27 Maret 2012

Kejutan di Pulau Onrust

Siang itu aku pindah ke titik pemancingan di dermaga Pulau Onrust target ikan yang akan ku pancing kali ini adalah ikan Kakap batu atau lebih populernya para pemancing di sini menyebutnya ikan Okek.Sinar matahari tak begitu panas menyengat karena sejak pagi aku tiba di Pulau Onrust cuaca memang agak mendung,terpaan angin serta air laut yang bergelombang tak menyurutkan hasratku untuk memancing mungkin juga hasrat dari pemancing-pemancing lainnya,apalagi para pemancing ikan baronang dengan joran tegegnya, mereka begitu gigih berkeliling Pulau mencari titik-titik pemancingan.Sebelum mancing di dermaga pagi tadi aku sudah menempati salah satu sudut Pulau Onrust yang berada di sebelah barat karena air laut yang bergelombang aku sampai basah-basahan turun ke batu pemecah ombak yang berbentuk cakar ayam,umpan yang ku rangkai dengan rangkaian mancing dasar langsung di sambar oleh ikan namun sayang ikan yang ku peroleh berukuran kecil akhirnya ku lepaskan kembali.

 Karena ikan yang kuperoleh beukuran kecil aku memutuskan untuk beristirahat sejenak,termos kecil yang berisi kopi panas ku tuang ke gelas plastik aroma harum kopi langsung tercium diantara desiran angin laut, begitu nikmatnya minum kopi panas di tambah dengan sepotong roti sisir yang ku bawa dari rumah.Setelah acara sarapan usai aku turun ke laut untuk berenang kaos kaki yang pendek ku pakai agar tak terkena batu karang yang tajam,seperti sebelumnya kaki kanan ku tergores ketika aku turun ke batu pemecah ombak untuk memancing.Untuk menghindari batu karang yang tajam aku melewati daerah yang berpasir belum saja aku melewati batu pemecah ombak aku merasakan sakit yang luar biasa, kaki ku seperti menginjak puluhan jarum kecil rupanya kaki ku menginjak Bulu babi, baru kali ini aku merasakan dahsyatnya terkena hewan laut berduri dan berwarna hitam ini.Sambil menahan sakit aku menuju ke pinggir di belakang batu pemecah ombak di tempat itu banyak sekali aneka bunga karang yang sudah mati,cangkang kerang,umang-umang,serta berbagai jenis siput laut berukuran kecil.

Bunga karang yang sudah mati serta cangkang kerang yang ada di Pulau Onrust
Bermodalkan sisa udang api-api kecil yang sudah mati dan rangkaian pancing hidup dengan timah bulat kecil kulemparkan umpan tidak jauh dari dermaga sebelah kiri lalu joranpun ku letakkan begitu saja didermaga. Pagar setinggi satu meter sekaligus pembatas dermaga yang terbuat dari semen aku duduki sambil mataku sesekali melihat joran kalau-kalau umpanku di sambar oleh ikan.Di dermaga sebelah dalam ada beberapa perahu yang sedang bersandar untuk menunggu penumpang dan ada juga perahu nelayan yang sedang di perbaiki bagian mesinnya,tak jauh dari tempat aku duduk ada perahu kayu tanpa atap di bagian kemudi depan ada papan kayu bertuliskan Baracuda di perahu tersebut ada seorang anak tanggung bertelanjang dada dia sedang mencari-cari sesuatu di perahu,setelah mendapatkan apa yang di carinya dia pun menceburkan diri sambil berpegangan pada sisi perahu dengan cepat dia membersihkan bagian bawah perahu yang kotor oleh lumut.Sementara di samping dermaga berdiri seorang laki-laki berperawakan kurus dengan memakai topi dan kacamata hitam sedang memberikan perintah pada anak tersebut.Tak berapa lama laki-laki itu  duduk disebelahku dan bercerita mengenai perahu dan mesin perahunya yang berkekuatan 45 PK.

KM.Raksasa yang sedang singgah di P. Onrust dan perahu kayu milik abang Daeng
Sebutlah laki-laki pemilik perahu bertuliskan baracuda itu abang Daeng karena dari logat bicaranya aku perkirakan dia berasal dari Suku Bugis Sulawesi Selatan.Ternyata aku salah laki-laki tersebut asli lahir di Jakarta mungkin leluhurnya lah berasal dari Sulawesi,abang Daeng ini tinggal di Kamal muara dan di Pulau Onrust ini dia sedang istirahat setelah mengantar temannya memancing,profesi sebenarnya adalah pengepul ikan dia membeli ikan dari nelayan-nelayan sekitar Pulau Seribu lalu menjualnya kembali di Tempat Pelelangan Ikan diKamal muara.abang Daeng bercerita tentang pulau-pulau di sekitar Pulau Onrust sampai akhirnya dia bercerita tentang Pulau Ubi yang amblas ke laut yang bukan di sebabkan oleh abrasi air laut seperti Pulau Kelor tetapi Pulau Ubi amblas di akibatkan ulah tangan-tangan manusia pada era tahun 80 an yang mengeruk tanah di Pulau Ubi untuk alasan Pembangunan,semoga saja kini tidak ada lagi pulau-pulau di Kepulauan Seribu yang menjadi korban seperti Pulau Ubi yang hanya menyisakan tonggak putih di tengah laut sebagai batu nisannya.

Tiba-tiba saja abang Daeng berteriak"Hey...joran mu di tarik ikan besar tuh"aku pun terkejut melihat joran ku bergerak seperti di tarik sesuatu dengan refleks aku mengambil joran yang ku letakkan di dermaga lalu memutar reel dengan cepat abang Daeng pun membantu ku menarik kenur agar ikan cepat terangkat ikan pun berhasil di angkat ke dermaga"Wah ikan Kakap batu"kata Abang Daeng,aku membawa hasil tangkapanku ke pos peristirahatan dekat menara loket masuk,karena aku kawatir membuka kail didermaga ikan akan terlepas dan loncat ke air,aku begitu gembira mendapatkan ikan Kakap batu pertama ku di Pulau Onrust,dengan susah payah Abang Daeng melepaskan kail yang tertancap di mulut ikan lalu aku mengambil kantong kresek merah dan memasukan ikan Kakap batu berukuran 7 ons itu ke dalamnya.Aku ke dermaga untuk kembali memancing dengan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Abang Daeng yang sudah membantuku,ku lihat dari dermaga Abang Daeng sedang beristirahat merebahkan tubuhnya di bangku pos peristirahatan yang baru di bangun tersebut.

Ikan Kakap batu pertama ku di Pulau Onrust
Lama umpanku tak di sambar-sambar ikan,ku sudahi saja sesi memancing di dermaga ini aku akan mengelilingi Pulau Onrust karena sudah satu tahun lebih aku tidak berkunjung ke sini,Pulau Onrust kini sedang mempercantik diri dengan merenovasi bagian bangunan-bangunan yang rusak seperti bangunan yang berada di samping musholla dan juga bangunan-bangunan yang lainnya.Usaha ini dilakukan agar Pulau Onrust lebih mempesona dan memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.Diperlukan waktu setengah jam untuk mengelilingi sisi Pulau Onrust,sampailah aku di dermaga lagi ku lihat kapal penumpang bernama Raksasa dari Muara angke sedang singgah,mengantar wisatawan lokal untuk sejenak melihat-lihat keindahan Pulau Onrust,di bawah rimbunnya pohon ada dua orang pemancing dari Bekasi salah satunya kusebut saja Uda,mereka memancing di belakang sebelah kanan dermaga semenjak pagi,kulihat Box ikannya berisi aneka jenis ikan kecil-kecil hasil tangkapannya,kami memandangi kapal penumpang  KM.Raksasa yang hendak kembali ke Muara angke,setelah kapal menjauh dari dermaga barulah si Uda dan temannya beranjak pindah ke dermaga untuk memancing,akhirnya aku menyusul mereka walau ada rasa malas untuk kembali memancing lagi.

Di dermaga KM.Raksasa bersiap kembali ke Muara angke
Si Uda dari Bekasi ini memancing di tempat aku mendapatkan ikan Kakap batu, sementara temannya memancing di sampingnya, setengah jam lebih kami menuggu tiba-tiba si Uda berteriak kegirangan"Wey,aku dapat"si Uda pun langsung menggulung Reelnya dengan cepat,ikan Kakap batu berukuran kira-kira 4 ons pun sudah di tangan si Uda.Sore itu kami memancing cuma iseng saja sambil menunggu perahu jemputan dari Kamal yang akan menjemput kami jam 5 sore,umpan rebon pemberian si Uda selalu habis tapi tak ada satu ikan pun yang nyangkut di kailku aku meletakakan joran ku di dermaga sambil berpesan pada teman mancingku untuk menjaga joranku kalau-kalau ditarik oleh ikan,aku menuju sisi kanan Pulau Onrust untuk berenang dan berlatih menahan napas dalam air maklum sudah lama sekali aku tidak berenang di laut,sekitar tiga puluh meter aku berenang ke tengah laut, napasku begitu sesak hampir-hampir aku tidak bisa bernapas dengan sisa tenaga yang ada aku kembali ke pinggir,masih dengan napas yang tersengal-tersengal aku duduk di batu sambil sesekali mengatur napas,setelah di rasa cukup aku kembali berenang lagi tapi kali ini cukup sekitar sepuluh meteran aku berenang berputar-putar,puas rasanya aku bisa melaksanakan keinginanku berenang di Pulau Onrust namun satu kejadian lagi yang membuat aku harus kembali menahan sakit yang sangat luar biasa,aku kembali menginjak bulu babi ketika kaki ku mencari pijakan dipasir dan bebatuan.

Si Uda dari Bekasi in Action
Hari Minggu yang cerah buat si Uda
Jenis bulu babi seperti inilah yang terinjak oleh ku
Pengalaman di Pulau Onrust kali ini sangat berarti buatku,agar aku lebih berhati-hati lagi  bila berenang dilaut dan wajib memperhatikan aspek-aspek keamanan dan keselamatan di laut.Setelah mengeringkan badanku dengan baju aku ke dermaga untuk mengeringkan celana jeans selututku sembari ku pakai, ke dua teman mancingku masih asik dengan jorannya masing-masing, si Uda belum kembali mengangkat ikan,sementara temannya si Uda beberapa kali menarik ikan Samge berukuran kecil.Sore ini kami semua merasakan kegembiraan memancing di Pulau Onrust walau ikan yang ku peroleh hanya satu ekor atau hasil yang kami dapatkan kecil-kecil memancing buatku bukan di nilai dari ukuran atau banyaknya ikan yang kami peroleh,tapi perasaan gembira bisa menikmati dan menghayati arti memancing itu sendiri dan menikmati arti kebersamaan walau tadinya kami belum saling mengenal.Akhirnya kami membenahi peralatan mancing kami masing-masing,karena perahu Darussalam yang akan menjemput kami dari kejauhan sudah terlihat kamipun bersiap-siap untuk pulang ke rumah dengan membawa kenangan serta pengalaman baru memancing di Pulau Onrust,hari Minggu tanggal 11-03-2012 merupakan kejutan buatku,bukan kejutan mendapatkan ikan Kakap batu,tapi kejutan dikedua telapak kaki ku masing-masing mendapatkan tusukan hewan laut bernama Bulu babi.
                                                  
Sisi Pulau Onrust sebelah barat tempat memancing pertamaku saat pagi



Tanggul yang baru di bangun untuk menjaga bangunan yang masih tersisa dari gempuran ombak
Nikmatnya membakar ikan hasil tangkapan,walau ikannya kecil-kecil tapi tetap  Mak...nyooss

Pos peristirahatan yang baru dibangun diharapkan membuat para pengunjung lebih nyaman

Kepulangan kami dengan membawa cerita dan kenangan tersendiri tentang Pulau Onrust







Rabu, 07 Maret 2012

Kepulauan Seribu



Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Lambang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Peta Banten Utara.png
Peta lokasi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Koordinat:
Provinsi DKI Jakarta
Dasar hukum UU No. 22 Tahun 1999
Ibu kota Pulau Pramuka
Pemerintahan
 - Bupati Drs. Burhanuddin,MM
Luas 11,8 km2 
Populasi
 - Total 17.973 jiwa 
 - Kepadatan 1.523,14 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 021
Pembagian administratif
 - Kecamatan 2
 - Kelurahan 6
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Wilayahnya meliputi gugusan kepulauan di Teluk Jakarta.
Bupatinya saat ini adalah Drs. Burhanuddin,MM, sedangkan Wakil Bupatinya adalah Natsir Sabara, SE., M.Si. Sebelumnya wilayah Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan di Kotamadya Jakarta Utara.
Pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di Pulau Pramuka yang mulai difungsikan sebagai pusat pemerintahan kabupaten sejak tahun 2003. Terdapat dua Kecamatan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yakni Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dengan Camatnya Drs. Satriadi Gunawan, M.Si dan Wakil Camatnya Arief Wibowo, S,IP, M.Si Sekcamnya Muh. Yasin Kurniawan P. dan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan Camatnya Dr. Edy Junaedi, M.Si.
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan membawahi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Tidung dengan Lurahnya Mustarom, Kelurahan Pulau Pari, dan Kelurahan Pulau Untung Jawa dengan Lurahnya Eko Suroyo, S.Sos, M.Si. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara membawahi tiga kelurahan juga yaitu Kelurahan Pulau Kelapa dengan Lurah HD Isyanto, Kelurahan Pulau Harapan dengan Lurah M.Ali, dan Kelurahan Pulau Panggang dengan Lurahnya Ismail
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mempunyai jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 20.000 jiwa yang tersebar di sebelas pulau-pulau kecil berpenghuni. Kesebelas pulau tersebut di antaranya Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, dan Pulau Sebira. Selain pulau-pulau berpenghuni, terdapat pula beberapa pulau yang dijadikan sebagai pulau wisata, seperti Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Kotok Besar, Pulau Puteri, Pulau Matahari, Pulau Sepa, dan sebagainya.
Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona konservasi berupa taman nasional laut bernama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKS). Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka tidaklah mengherankan bilamana pengembangan wilayah kabupaten ini lebih ditekankan pada pengembangan budidaya laut dan pariwisata. Dua sektor ini diharapkan menjadi prime-mover pembangunan masyarakat dan wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.

Sumber: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas  (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Administrasi_Kepulauan_Seribu) 

Minggu, 04 Maret 2012

Fokus

 Sampah, Penyebab Utama Pencemaran di Kepulauan Seribu

Dalam sebuah Seminar Internasional bertajuk “Pengendalian Pencemaran Laut di Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu”, terungkap bahwa setiap hari tidak kurang dari 14.000 meter kubik sampah masuk ke kedua wilayah perairan di serambi DKI Jakarta itu.

Akibatnya Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu kini mirip tempat pembuangan sampah. Sumber pencemar di kedua wilayah tersebut, selain berasal dari sampah juga akibat kegiatan pembuangan minyak dari perusahaan pengeboran minyak lepas pantai serta dari kapal-kapal tanker.

Pencemaran ini juga mengakibatkan terancamnya potensi pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu. Saat ini dampaknya juga sudah mulai dirasakan oleh masyarakat yakni terganggunya mata pencaharian lebih dari 22.000 warga Kepulauan Seribu yang selama ini menggantungkan hidupnya dari laut, mangrove, dan terumbu karang. Bahkan sejak tahun 2002 lalu, produksi ikan nelayan di kawasan ini menurun hingga 38 persen.

Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pakar kelautan dari Institut Pertan
ian Bogor (IPB), pencemaran di kedua kawasan perairan itu didominasi polusi dan degradasi ekosistem. Polusi itu antara lain berupa silikat yang mencapai 52.156 ton, fosfat mencapai 6.741 ton, dan nitrogen mencapai 21.260 ton.

Tingginya tingkat pencemaran ini juga telah mengakibatkan terjadinya pengurangan kawasan mangrove dan terumbu karang di kedua perairan tersebut. Untuk wilayah perairan dengan jarak kurang dari 15 kilometer dari pantai, misalnya, terumbu karangnya hanya tersisa kurang dari 5 persen. Sedangkan untuk jarak 15-20 kilometer dari pantai tinggal 5-10 persen, dan pada jarak 20 kilometer tinggal 20-30 persen.


Berdasarkan data dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedal), tingkat pencemaran di Teluk Jakarta hingga Kepulauan Seribu saat ini dalam kondisi sangat kronis. Setidaknya 83 persen dari 13 daerah anak sungai dan sembilan kawasan muara sungai kini masuk dalam kategori tercemar berat.

Akibat banyaknya sampah yang bermuara di Teluk Jakarta ini, kawasan perairan ini sudah ditetapkan ke dalam status eutrofik, atau dapat meledak sewaktu-waktu. Bentuk ledakan ini antara lain adalah munculnya berbagai macam penyakit,kematian massal biota laut,serta berbagai hal yang dapat mengancam dan berimbas langsung kepada masyarakat,seperti banjir.
Sumber :Zona-beritaPulauSeribu.com dan matabumi.com


Selasa, 28 Februari 2012

Kegundahanku

         lautku jiwaku

setiap hembusan angin pantai
adalah nafasku...
dan tiap deburan ombak gelombang
itulah detak jantungku...

    lautan samudra jiwa ragaku
    jangan kau usik aku manusia
    kau lukai denyut nadi ini
    koral,terumbu karang tlah terluka      

rupaku yang indah
kau lumuri minyak yang berbau
kau tebar limbah di sekujur jasad
juga plastik kotor melimpah ruah














   

Sabtu, 25 Februari 2012

Muara baru batre merah dan batre ijo diJakarta

Pelabuhan Muara baru terletak paling ujung utara Kota Jakarta kalo mau di telusuri rutenya dari Monas lebih  gampang carilah Halte busway yang ada di depan gedung RRI (Jl.Merdeka barat) naiklah Busway yang  menuju Stasiun Kota atau Beos.Setelah sampai di Halte Stasiun Kota berjalanlah ke arah Utara  carilah Mikrolet yaitu Angkot yang berwarna telor asin,perlu di ingat jangan asal naik angkot,tanya aja dulu sama abang supir Mikroletnya kalo ke Muara baru naik angkutan yang mana kalo si  supir Mikroletnya bilang gak tau,sebaiknya anda naik ojek sepeda Onthel aja yang banyak betebaran  di Musium Fatahillah (Kota Tua).Pokoknya buat anda yang masih buta atau belum tahu seluk beluk jalan ke Muara baru,ini berlaku bagi siapa saja dan berasal dari mana saja diSeantero jagad raya,Stasiun kota Beos dan Musium Fatahillah Kota tua adalah sebagai patokan anda menuju Muara baru.
Selain angkot ojek sepeda Onthel jadi salah satu pilihan ke Muara baru
Dari Stasiun Kota Ojek sepeda Onthel siap mengantar anda berwisata Bahari
Setelah itu anda mau naik kendaraan apa dari Kota tua,mau naik angkot,mau naik ojek motor,atau mau  naik ojek sepeda Onthel,terserah! yang penting judulnya anda sampai di Muara baru.Jika anda sudah  sampai digerbang pelabuhan Muara baru disini ada dua pilihan anda mau ke Muara baru batre Merah  beloklah ke arah kanan setelah melewati TPI (Tempat Pelelangan Ikan),kalo mau ke batre ijo belok  ke kiri lalu lurus terus sampai mentok disitu ada parkiran motor,nah disini anda akan disuguhi  suasana dermaga yang dipenuhi oleh perahu dan kapal laut yang bersandar perlu dicatat kalo anda ke  batre ijo akses jalan kesini sedang di bangun maka maklum aja kalo perjalanan anda kurang  nyaman.Begitu juga akses yang menuju ke batre merah tapi gak usah cemas setelah anda melewati  jalan yang sedikit becek dan genangan air di batre merah anda akan melihat tembok pembatas laut  sepanjang jalan menuju ujung batre merah.Suasana bau amis dan semilir angin laut akan langsung  anda rasakan disini,apalagi sepanjang mata memandang ke arah lautan yang luas,perahu2 hilir mudik  memasuki jalur pelabuhan Sunda Kelapa.

Pintu gerbang masuk ke Muara baru
Memasuki batre ijo sampah berserakan,membuat pemandangan agak kurang nyaman
Ujung batre ijo,tiang di tengah laut itulah yang dinamakan lampu ijo
Dermaga batre ijo yang pembangunannya di mulai pada tahun 2010
Sisi Batre merah saat pagi ,dijepret dari spot pemancingan batre ijo

 Spot pemancingan sepanjang jalan di Batre merah Muara baru

Akhir pekan Muara baru batre merah selalu di penuhi pemancing

Di Muara baru ada dua tempat yang dinamakan batre merah dan batre ijo sebutan batre lebih populer  dari pada sebutan lampu yang ada ditiang yang kebetulan berwarna merah dan hijau.Kalau malam hari  lampu ini menyala,hanya saja yang menyala cuma lampu merah entahlah kalau lampu hijaunya rusak  atau apa.Begitulah kepopuleran sebutan batre merah dan batre ijo diMuara baru,apalagi dikalangan  pemancing, ke dua tempat tersebut jadi favorit dengan hasil tangkapan ikan yang beragam.Kalau anda  mau memancing yang nyaman dan santai batre merah tempat yang cocok,karena disepanjang tembok yang  dibangun oleh Japan Indonesian Fondation ini memanjakan para pemancing, anda tidak perlu repot2  bawa bekal makanan karena disini ramai oleh para pedagang makanan tidak seperti di batre ijo yang  tempatnya terpencil jadi anda harus siap2 membawa bekal yang cukup,batre ijo ini adalah tempat  favorit aku memancing walaupun ditahun 2010 sedang dibangun dermaga dan acara memancing kurang  nyaman tetap saja aku dan pemancing2 lainnya tetap setia datang kesini adapun hasil tangkapan ikan  disini tergantung dari rangkaian kail dan umpan yang kita pakai.Kalau mancing dasaran paling  beruntung mendapatkan ikan Sembilang,ikan Kerapu,ikan Ketang2 dan yang paling umum adalah ikan  Samge atau ikan Petek.Untuk memancing ikan Baronang di batre ijo merupakan tempat favorit buat  Garonger2 (yaitu pemancing memakai joran tegeg yang panjangnya bisa mencapai lima meter dengan  mata kail Garong)dan terakhir pemancing ikan Kakap yang terakhir ini lah yang menjadi ajang  bergengsi sesuai dengan ikannya pemancing ini boleh juga disebut pemancing kelas Kakap,setiap  Minggunya pasti ada saja yang mendapat ikan Kakap bila ada pemancing yang mendapat ikan Kakap maka  akan menjadi gengsi tersendiri dan menjadi pembicaraan di kalangan pemancing lainnya.Maka dari itu  pemancing2 kakap ini tidak mau memancing jenis ikan lain,mereka begitu fanatiknya sehingga kalau  mereka memancing dan mendapat ikan yang lebih kecil maka turunlah derajat mereka walau kata2 ini  dilontarkan secara guyon2 atau candaan.Insya Allah lain waktu aku akan menceritakan pemancing dengan hasil tangkapannya,dan juga lokasi2 mancing pinggir laut lainnya di Jakarta.

Ikan Samge,ikan Helikopter dan ikan Petek mendominasi mancing dasar







Si montok ikan ketang2,mancing dasar dengan kail kecil dan umpan udang kupas


Barramundi atau kakap putih yang banyak di buru di ujung batre ijo,menjadi gengsi tersendiri

Ikan Bulan2 kalau sedang main banyak juga yang memburu nya di dermaga batre ijo



  

Rabu, 22 Februari 2012

Mimpi ku

Minggu pagi ini dingin sekali,sehingga membuatku malas untuk bangun dari pembaringanku kalau saja tidak ada pekerjaan yang harus aku selesaikan mungkin aku akan melanjutkan acara tidurku hingga siang nanti.Masih dengan rasa malas2an akupun terpaksa bangun untuk mandi kusempatkan menengok keluar hmm...pantas saja dingin sekali pagi ini ternyata cuaca mendung,dan hujan mulai turun rintik2.Selesai mandi aku langsung ke meja kerjaku disitu sudah menunggu laptop dan kertas berisi coretan disertai keteranganya yang akan ku gambar menjadi sebuah disain untuk kaos anak2,pesanan gambar disain ini harus segera ku kirim via email sore nanti karena itulah hari Minggu ini aku bangun pagi2 agar pekerjaanku cepat selesai tepat waktunya.

"Ssrrruupppp...ahh",nikmatnya menyeruput segelas kopi panas apalagi diluar hujan semakin deras menambah nikmat rasa kopi yang kuminum.Segera ku buka laptop dan memulai menggambar dengan garis2 serta titik2 node yang kuhubungkan untuk menjadi sebuah bentuk gambar.Tak terasa sudah dua jam aku berkutat didepan layar monitor,disain gambar pun sudah dalam tahap penyelesaian.Untuk menghilangkan rasa jenuh disela2 aku bekerja aku pun iseng2 menulis di notepad,ternyata agak sulit juga menuangkan apa yang akan kita ceritakan kedalam rangkaian kata demi kata.Kalimat yang sudah kita tulis dan kita susun akhirnya beberapa kali harus kita edit atau kita hapus karena tidak sesuai dengan keinginan kita,akupun mencoba untuk menulis mengikuti kata hatiku seperti air yang mangalir.Dan akan kuselesaikan saja tulisanku ini sampai habis,mengenai gambar disain yang ku buat sudah hampir selesai.Sementara hujan di luar belum berhenti,mataku pun memandangi tiap2 tetesan air hujan yang jatuh ke bumi lama kelamaan pandanganku  mulai nanar jauh disana,jauh di tengah laut.

Untuk mengunjungi pulau2 di Kepulauan Seribu yang begitu banyak,aku berpikir alat transportasi apa yang cocok yang akan ku gunakan,karena kalau menggunakan perahu antar pulau yang ada di Muara angke tidaklah mungkin karena tidak semua pulau dilalui oleh perahu motor tersebut yang ku tahu rutenya dari Muara angke sampai Pulau Kelapa saja,kalau menggunakan perahu sewaan jelas sangat mahal biayanya.Ketika aku melihat acara memancing memakai perahu Kayak di YouTube terlintas pikiranku untuk menggunakan perahu Kayak ini sebagai alat Transportasi antar pulau.Lalu apakah mungkin aku mewujudkan obsesiku menggunakan perahu kayak ini sebagai alat transportasi mengelilingi Kepulauan Seribu? atau... ini hanya mimpiku saja...


Perahu Kayak yang diterjang gelombang,memicu adrenalin dan sensasi tersendiri

Menjelajahi Kepulauan Seribu dengan menggunakan perahu Kayak adalah impianku











                             




Kamis, 16 Februari 2012

Dari pulau Kapuk sampai pulau Damar

Ada seorang teman kalau ditanya"hey mas bro... mau kemana nih besok hari Minggu" dengan kalem teman tersebut menjawab" ah..gw sih hari Minggu mau ke pulau Kapuk aja" istilah pulau Kapuk adalah sebutan untuk tempat tidur atau kasur yang dalamnya di isi kapuk,alias teman ku itu pada akhir pekan tidak ke mana2.
Meminjam istilah itu sekarang aku berada di pulau tersebut,ada sih keinginan untuk pergi memancing disalah satu kepulauan Seribu tapi apa mau di kata, kondisi keuangan sedang tidak memungkinkan  lagi pula di bulan Januari ini cuaca sedang tidak bersahabat,yah...kalau sedang asik2nya mancing tiba2 turun  hujan bukan kesenangan yang di dapat tapi malah kesengsaraan yang kita peroleh.

Pernah aku bersama teman2 mancing batrean di PLTU  Muara angke,untuk mencapai lokasi batrean tersebut kami memakai jasa ojek perahu, rencana kami akan memancing ikan bulan2 yaitu ikan bentuk badannya seperti ikan bandeng tapi agak besar2 sisiknya,untuk memancing ikan bulan2 dilokasi ini kami berangkat jam 8 malam,karena kebiasan makan ikan dilokasi ini adalah malam hari,sesampainya di Muara angke aku dan teman2ku,yaitu Edwin,Anhar,Sikin,Culay dan pak Dedi naik ojek perahu menuju spot batre PLTU tidak sampai setengah jam tibalah kami dilokasi batrean PLTU, perahu merapat disalah satu tembok beton satu persatu kami menaiki tembok dengan hati2, perahu pun meninggalkan kami berenam dan akan menjemput kami keesokan harinya.Cuaca malam itu sangatlah menjanjikan untuk kami menarik ikan bulan2 langit begitu cerah diterangi oleh bintang2 yang bertaburan,kami sudah tidak sabar lagi dengan segera kami merangkai pancingan memakai pelampung dan umpan udang hidup berukuran kecil.Lama sekali aku menunggu umpan dimakan oleh ikan selang beberapa jam akhirnya salah satu temanku Anhar alias si bebek akhirnya strike,wah jantungku berdegup kencang melihat joran temanku melengkung bertarung melawan ikan,tenaga ikan bulan2 ini lumayan juga kalau sudah hook up mereka akan melawan untuk melepaskan diri dari kail,kapan ya giliranku strike? sambil melihat ke arah pelampungku yang bercahaya hijau karena dipasangi starlite.Angin berhembus diwajahku,aku menatap langit yang dihiasi bintang2 yang bertaburan tadi sudah tidak tampak lagi mereka bersembunyi dibalik awan2 abu yang bergerombol,anginpun menerpa badanku yang dilapisi jaket,hembusannya begitu dingin sampai menembus kulitku.Aku segera memakai mantel hujan yang memang aku bawa untuk berjaga2 kalo hujan turun,diantara gerimisnya hujan aku berjalan perlahan2 diatas tembok batrean yang basah untuk berpindah lokasi agak ke tengah,pelampung pun aku lempar sekuat tenaga baru saja pelampung mendarat diair tiba2 saja umpanku sudah ada yang menarik kebawah air,dalam hatiku berteriak gembira Strike!!!..akupun membiarkan pelampung yang bercahaya hijau itu menari-nari dibawah gelapnya air laut,sesekali aku memutar reel perlahan agar kail benar2 hook up dan ikan tidak terlepas(mocel) akupun berteriak"kin...serokan!"akupun mendatangi Sikin sambil perlahan lahan menarik ikan yang masih berada diair agar berenang ke pinggir mendatangi temanku itu, hehehe lucu juga aku seperti "menggembala" seekor kerbau eh,ikan .Raut wajah Sikin begitu sumringah menyerok ikan yang masih berada diujung kenur joranku,hatiku pun lebih sumringah lagi ketika memegang dan melepaskan kail yang ada dimulut ikan bulan2 berukuran 3 ons itu.Jam di hapeku sudah menunjukan jam 1 dinihari gerimis disertai angin masih setia mengiringi kami memancing,kulihat pak Dedi strike ikan bulan2 berukuran 7 ons,weit...mantap pak.Menjelang jam 3 pagi hujan deras sekali disertai angin kencang pula,cuma aku dan pak Dedi yang memakai mantel hujan itupun aku masih kedinginan,apalagi teman2ku yang tidak memakai jaket seperti si Culay dan Sikin yang sudah menggigil kedinginan dan sedang mojok diantara tembok batrean dua sisi, yang salah satu sisinya bisa untuk berlindung dari angin.Yah...begitulah kalau mancing dimusim hujan,kita harus waspada dan mempersiapkan diri agar acara mancing menjadi menyenangkan bukannya menyengsarakan.                                                                                                                                                                                                 
Tembok pemisah di PLTU muara angke ( batre ) ketika pagi setelah semalaman diguyur hujan.
  
Akupun teringat lagi ketika sekitar bulan Oktober 2011 aku dan teman-teman pergi memancing di kepulauan Seribu tepatnya disekitar
perairan pulau Damar,tapi cerita ini bukan cerita sedih apalagi sengsara,ini cerita waktu aku pertama kalinya mancing disekitar perairan pulau Damar.Dari dermaga Muara baru kami berangkat jam 3 pagi dengan menggunakan perahu bermesin diesel yang menurutku lumayan besar cukuplah mengangkut sembilan orang termasuk sang nahkoda pak Pardi dan bang Wanto asistennya
,perahu pun berjalan membelah ombak didini hari yang masih gelap dan sepi dengan kecepatan maksimal menurutku kira-kira kecepatannya 30km/jam kalau kecepatan nya disamakan dengan kendaraan bermotor di darat.Untuk mencapai
pulau Damar dibutuhkan waktu 2 jam apalagi kata pak Pardi  akan menuju ke pelampung putih terlebih
dulu yaitu salah satu spot (rumpon) untuk ngotrek ikan tembang katanya sih buat umpan ikan tenggiri.Dari kejauhan aku melihat bayang2 hitam sebuah pulau dengan garis putih disisinya walaupun agak samar2 karena hari masih gelap,kata bang Wanto itulah pulau Damar ternyata garis putih itu adalah sebuah Mercusuar.Ditengah perjalanan kamipun melewati sebuah pulau berukuran kecil namun rimbunnya pohon dipulau tersebut terlihat jelas meskipun seperti sebuah lukisan siluet,"kalo itu pulau apa bang" tanyaku pada sang asisten,"oh,kalo itu pulau Monyet" katanya.Aku pun diam tidak berani bertanya lagi pada sang asisten,aku hanya menduga-duga saja pulau itu dinamakan pulau Monyet mungkin karena dipulau itu banyak monyetnya.Sekarang aku baru tahu tentang pulau Monyet itu setelah mencari-cari artikel di Internet tentang pulau2 yang ada di kepulauan seribu ternyata pulau Monyet itu adalah pulau Damar kecil pulau itu tidak berpenghuni,tapi pulau itu sering disinggahi orang untuk kemping atau mancing.Singkat ceritanya kami mancing disekitar pulau Damar dengan hasil yang kurang memuaskan,rencananya mau mancing ikan tenggiri tapi gagal karena kotrekan atau sabiki yang kami bawa kurang mumpuni jadi ikan tembang untuk umpan ikan tenggiri kurang bernafsu dengan sabiki yang kami bawa walau sudah di bom dengan udang rebon (cumming) atau mungkin juga, kami tidak mendapatkan ikan tembang karena kesiangan sampai di pelampung putih,jadi ikan tembangnya sudah pada kabur.Kami kesiangan tiba di pelampung putih karena sang nahkoda pak Pardi matanya agak siwer untuk mencari pelampung putih yang berada di tengah2 laut
mata kamipun semua tidak melihat tanda itu jadi kami hanya bolak-balik antara pulau Damar sebagai patokan dan keberadaan pelampung putih yang mengarah ke utara.Itulah pak Pardi yang hanya mengandalkan GPS alam ( mengandalkan insting saja ) ya sudahlah aku tidak mau membahas hal ini walau teknologi seperti GPS itu juga perlu. O iya di perairan sekitar pulau Damar ini sangat dalam,pantas saja di tengah perjalanan tadi aku melihat kapal2 besar bermuatan kontainer atau kapal tanker melintasi perairan ini.

Remang2 melintas dihadapanku Kapal kontainer di perairan pulau Damar
Bagaimanakah akhir dari cerita ku ini,..ya,akhirnya di antara mereka ada juga yang kecewa karena, termasuk aku  mengharap mendapatkan hasil pancingan yang memuaskan dan mendapatkan ikan target yaitu ikan tenggiri.Di salah satu spot atau rumpon yang ada di perairan pulau Damar,temanku si Soleh mendapatkan hadiah hiburan ia strike ikan talang2 berukuran 1 kilo lebih, belum sempat di photo ikan tersebut sudah langsung dimasak buat lauk makan siang kami.Dalam perjalanan pulang kearah selatan agak ke barat sedikit, kami mancing dispot terakhir letaknya tidak jauh dari pulau Damar ada sebuah pulau para nelayan menyebutkan pulau itu pulau Tala,aku mencari-cari di peta pulau ini koq tidak ada, di peta Kepulauan Seribu aku hanya melihat dua buah pulau letaknya keselatan dari pulau Damar disitu disebutkan dua pulau itu adalah pulau
Nyamuk besar dan pulau Nyamuk kecil,aku pernah membaca artikel tentang pulau Nyamuk diartikel itu disebutkan bahwa pulau Nyamuk sudah tenggelam akibat abrasi air laut seperti halnya pulau Ubi yang letaknya antara pulau Ayer,pulau Kelor dan pulau Untung jawa.Wah,wah aku koq ceritanya jadi ngalor ngidul gini ya,gak nyambung sama judul diatas gimana? apa hubungannya antara pulau Kapuk dan pulau Damar, kita sudah sepakat semua bahwa pulau Damar itu bagian dari Pulau Seribu dan aku akan mendaftarkan pulau Kapuk sebagai pulau yang ke 1001 (pulau seribu satu). Yang jelas setelah seharian kami memancing di pulau Damar kami semua lelah dan ngantuk tibalah saatnya kami ke pulau impian kami yaitu pulau Kapuk.(Akupun tertidur pulas... dalam tidurku aku memohon maaf jika ada kesalahan dalam tulisanku ini,dan alur ceritanya agak berantakan,salam damai sob...zzzzzz...)


Perairan pulau Damar
Dalam perjalanan pulang, kami melewati pulau Tala
Pulau Tala yang penuh Misteri
Hasil tangkapan kami,walaupun kurang memuaskan tapi kami tetap bersyukur