Kamis, 16 Februari 2012

Dari pulau Kapuk sampai pulau Damar

Ada seorang teman kalau ditanya"hey mas bro... mau kemana nih besok hari Minggu" dengan kalem teman tersebut menjawab" ah..gw sih hari Minggu mau ke pulau Kapuk aja" istilah pulau Kapuk adalah sebutan untuk tempat tidur atau kasur yang dalamnya di isi kapuk,alias teman ku itu pada akhir pekan tidak ke mana2.
Meminjam istilah itu sekarang aku berada di pulau tersebut,ada sih keinginan untuk pergi memancing disalah satu kepulauan Seribu tapi apa mau di kata, kondisi keuangan sedang tidak memungkinkan  lagi pula di bulan Januari ini cuaca sedang tidak bersahabat,yah...kalau sedang asik2nya mancing tiba2 turun  hujan bukan kesenangan yang di dapat tapi malah kesengsaraan yang kita peroleh.

Pernah aku bersama teman2 mancing batrean di PLTU  Muara angke,untuk mencapai lokasi batrean tersebut kami memakai jasa ojek perahu, rencana kami akan memancing ikan bulan2 yaitu ikan bentuk badannya seperti ikan bandeng tapi agak besar2 sisiknya,untuk memancing ikan bulan2 dilokasi ini kami berangkat jam 8 malam,karena kebiasan makan ikan dilokasi ini adalah malam hari,sesampainya di Muara angke aku dan teman2ku,yaitu Edwin,Anhar,Sikin,Culay dan pak Dedi naik ojek perahu menuju spot batre PLTU tidak sampai setengah jam tibalah kami dilokasi batrean PLTU, perahu merapat disalah satu tembok beton satu persatu kami menaiki tembok dengan hati2, perahu pun meninggalkan kami berenam dan akan menjemput kami keesokan harinya.Cuaca malam itu sangatlah menjanjikan untuk kami menarik ikan bulan2 langit begitu cerah diterangi oleh bintang2 yang bertaburan,kami sudah tidak sabar lagi dengan segera kami merangkai pancingan memakai pelampung dan umpan udang hidup berukuran kecil.Lama sekali aku menunggu umpan dimakan oleh ikan selang beberapa jam akhirnya salah satu temanku Anhar alias si bebek akhirnya strike,wah jantungku berdegup kencang melihat joran temanku melengkung bertarung melawan ikan,tenaga ikan bulan2 ini lumayan juga kalau sudah hook up mereka akan melawan untuk melepaskan diri dari kail,kapan ya giliranku strike? sambil melihat ke arah pelampungku yang bercahaya hijau karena dipasangi starlite.Angin berhembus diwajahku,aku menatap langit yang dihiasi bintang2 yang bertaburan tadi sudah tidak tampak lagi mereka bersembunyi dibalik awan2 abu yang bergerombol,anginpun menerpa badanku yang dilapisi jaket,hembusannya begitu dingin sampai menembus kulitku.Aku segera memakai mantel hujan yang memang aku bawa untuk berjaga2 kalo hujan turun,diantara gerimisnya hujan aku berjalan perlahan2 diatas tembok batrean yang basah untuk berpindah lokasi agak ke tengah,pelampung pun aku lempar sekuat tenaga baru saja pelampung mendarat diair tiba2 saja umpanku sudah ada yang menarik kebawah air,dalam hatiku berteriak gembira Strike!!!..akupun membiarkan pelampung yang bercahaya hijau itu menari-nari dibawah gelapnya air laut,sesekali aku memutar reel perlahan agar kail benar2 hook up dan ikan tidak terlepas(mocel) akupun berteriak"kin...serokan!"akupun mendatangi Sikin sambil perlahan lahan menarik ikan yang masih berada diair agar berenang ke pinggir mendatangi temanku itu, hehehe lucu juga aku seperti "menggembala" seekor kerbau eh,ikan .Raut wajah Sikin begitu sumringah menyerok ikan yang masih berada diujung kenur joranku,hatiku pun lebih sumringah lagi ketika memegang dan melepaskan kail yang ada dimulut ikan bulan2 berukuran 3 ons itu.Jam di hapeku sudah menunjukan jam 1 dinihari gerimis disertai angin masih setia mengiringi kami memancing,kulihat pak Dedi strike ikan bulan2 berukuran 7 ons,weit...mantap pak.Menjelang jam 3 pagi hujan deras sekali disertai angin kencang pula,cuma aku dan pak Dedi yang memakai mantel hujan itupun aku masih kedinginan,apalagi teman2ku yang tidak memakai jaket seperti si Culay dan Sikin yang sudah menggigil kedinginan dan sedang mojok diantara tembok batrean dua sisi, yang salah satu sisinya bisa untuk berlindung dari angin.Yah...begitulah kalau mancing dimusim hujan,kita harus waspada dan mempersiapkan diri agar acara mancing menjadi menyenangkan bukannya menyengsarakan.                                                                                                                                                                                                 
Tembok pemisah di PLTU muara angke ( batre ) ketika pagi setelah semalaman diguyur hujan.
  
Akupun teringat lagi ketika sekitar bulan Oktober 2011 aku dan teman-teman pergi memancing di kepulauan Seribu tepatnya disekitar
perairan pulau Damar,tapi cerita ini bukan cerita sedih apalagi sengsara,ini cerita waktu aku pertama kalinya mancing disekitar perairan pulau Damar.Dari dermaga Muara baru kami berangkat jam 3 pagi dengan menggunakan perahu bermesin diesel yang menurutku lumayan besar cukuplah mengangkut sembilan orang termasuk sang nahkoda pak Pardi dan bang Wanto asistennya
,perahu pun berjalan membelah ombak didini hari yang masih gelap dan sepi dengan kecepatan maksimal menurutku kira-kira kecepatannya 30km/jam kalau kecepatan nya disamakan dengan kendaraan bermotor di darat.Untuk mencapai
pulau Damar dibutuhkan waktu 2 jam apalagi kata pak Pardi  akan menuju ke pelampung putih terlebih
dulu yaitu salah satu spot (rumpon) untuk ngotrek ikan tembang katanya sih buat umpan ikan tenggiri.Dari kejauhan aku melihat bayang2 hitam sebuah pulau dengan garis putih disisinya walaupun agak samar2 karena hari masih gelap,kata bang Wanto itulah pulau Damar ternyata garis putih itu adalah sebuah Mercusuar.Ditengah perjalanan kamipun melewati sebuah pulau berukuran kecil namun rimbunnya pohon dipulau tersebut terlihat jelas meskipun seperti sebuah lukisan siluet,"kalo itu pulau apa bang" tanyaku pada sang asisten,"oh,kalo itu pulau Monyet" katanya.Aku pun diam tidak berani bertanya lagi pada sang asisten,aku hanya menduga-duga saja pulau itu dinamakan pulau Monyet mungkin karena dipulau itu banyak monyetnya.Sekarang aku baru tahu tentang pulau Monyet itu setelah mencari-cari artikel di Internet tentang pulau2 yang ada di kepulauan seribu ternyata pulau Monyet itu adalah pulau Damar kecil pulau itu tidak berpenghuni,tapi pulau itu sering disinggahi orang untuk kemping atau mancing.Singkat ceritanya kami mancing disekitar pulau Damar dengan hasil yang kurang memuaskan,rencananya mau mancing ikan tenggiri tapi gagal karena kotrekan atau sabiki yang kami bawa kurang mumpuni jadi ikan tembang untuk umpan ikan tenggiri kurang bernafsu dengan sabiki yang kami bawa walau sudah di bom dengan udang rebon (cumming) atau mungkin juga, kami tidak mendapatkan ikan tembang karena kesiangan sampai di pelampung putih,jadi ikan tembangnya sudah pada kabur.Kami kesiangan tiba di pelampung putih karena sang nahkoda pak Pardi matanya agak siwer untuk mencari pelampung putih yang berada di tengah2 laut
mata kamipun semua tidak melihat tanda itu jadi kami hanya bolak-balik antara pulau Damar sebagai patokan dan keberadaan pelampung putih yang mengarah ke utara.Itulah pak Pardi yang hanya mengandalkan GPS alam ( mengandalkan insting saja ) ya sudahlah aku tidak mau membahas hal ini walau teknologi seperti GPS itu juga perlu. O iya di perairan sekitar pulau Damar ini sangat dalam,pantas saja di tengah perjalanan tadi aku melihat kapal2 besar bermuatan kontainer atau kapal tanker melintasi perairan ini.

Remang2 melintas dihadapanku Kapal kontainer di perairan pulau Damar
Bagaimanakah akhir dari cerita ku ini,..ya,akhirnya di antara mereka ada juga yang kecewa karena, termasuk aku  mengharap mendapatkan hasil pancingan yang memuaskan dan mendapatkan ikan target yaitu ikan tenggiri.Di salah satu spot atau rumpon yang ada di perairan pulau Damar,temanku si Soleh mendapatkan hadiah hiburan ia strike ikan talang2 berukuran 1 kilo lebih, belum sempat di photo ikan tersebut sudah langsung dimasak buat lauk makan siang kami.Dalam perjalanan pulang kearah selatan agak ke barat sedikit, kami mancing dispot terakhir letaknya tidak jauh dari pulau Damar ada sebuah pulau para nelayan menyebutkan pulau itu pulau Tala,aku mencari-cari di peta pulau ini koq tidak ada, di peta Kepulauan Seribu aku hanya melihat dua buah pulau letaknya keselatan dari pulau Damar disitu disebutkan dua pulau itu adalah pulau
Nyamuk besar dan pulau Nyamuk kecil,aku pernah membaca artikel tentang pulau Nyamuk diartikel itu disebutkan bahwa pulau Nyamuk sudah tenggelam akibat abrasi air laut seperti halnya pulau Ubi yang letaknya antara pulau Ayer,pulau Kelor dan pulau Untung jawa.Wah,wah aku koq ceritanya jadi ngalor ngidul gini ya,gak nyambung sama judul diatas gimana? apa hubungannya antara pulau Kapuk dan pulau Damar, kita sudah sepakat semua bahwa pulau Damar itu bagian dari Pulau Seribu dan aku akan mendaftarkan pulau Kapuk sebagai pulau yang ke 1001 (pulau seribu satu). Yang jelas setelah seharian kami memancing di pulau Damar kami semua lelah dan ngantuk tibalah saatnya kami ke pulau impian kami yaitu pulau Kapuk.(Akupun tertidur pulas... dalam tidurku aku memohon maaf jika ada kesalahan dalam tulisanku ini,dan alur ceritanya agak berantakan,salam damai sob...zzzzzz...)


Perairan pulau Damar
Dalam perjalanan pulang, kami melewati pulau Tala
Pulau Tala yang penuh Misteri
Hasil tangkapan kami,walaupun kurang memuaskan tapi kami tetap bersyukur










Tidak ada komentar:

Posting Komentar