Minggu, 04 Maret 2012

Fokus

 Sampah, Penyebab Utama Pencemaran di Kepulauan Seribu

Dalam sebuah Seminar Internasional bertajuk “Pengendalian Pencemaran Laut di Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu”, terungkap bahwa setiap hari tidak kurang dari 14.000 meter kubik sampah masuk ke kedua wilayah perairan di serambi DKI Jakarta itu.

Akibatnya Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu kini mirip tempat pembuangan sampah. Sumber pencemar di kedua wilayah tersebut, selain berasal dari sampah juga akibat kegiatan pembuangan minyak dari perusahaan pengeboran minyak lepas pantai serta dari kapal-kapal tanker.

Pencemaran ini juga mengakibatkan terancamnya potensi pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu. Saat ini dampaknya juga sudah mulai dirasakan oleh masyarakat yakni terganggunya mata pencaharian lebih dari 22.000 warga Kepulauan Seribu yang selama ini menggantungkan hidupnya dari laut, mangrove, dan terumbu karang. Bahkan sejak tahun 2002 lalu, produksi ikan nelayan di kawasan ini menurun hingga 38 persen.

Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pakar kelautan dari Institut Pertan
ian Bogor (IPB), pencemaran di kedua kawasan perairan itu didominasi polusi dan degradasi ekosistem. Polusi itu antara lain berupa silikat yang mencapai 52.156 ton, fosfat mencapai 6.741 ton, dan nitrogen mencapai 21.260 ton.

Tingginya tingkat pencemaran ini juga telah mengakibatkan terjadinya pengurangan kawasan mangrove dan terumbu karang di kedua perairan tersebut. Untuk wilayah perairan dengan jarak kurang dari 15 kilometer dari pantai, misalnya, terumbu karangnya hanya tersisa kurang dari 5 persen. Sedangkan untuk jarak 15-20 kilometer dari pantai tinggal 5-10 persen, dan pada jarak 20 kilometer tinggal 20-30 persen.


Berdasarkan data dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedal), tingkat pencemaran di Teluk Jakarta hingga Kepulauan Seribu saat ini dalam kondisi sangat kronis. Setidaknya 83 persen dari 13 daerah anak sungai dan sembilan kawasan muara sungai kini masuk dalam kategori tercemar berat.

Akibat banyaknya sampah yang bermuara di Teluk Jakarta ini, kawasan perairan ini sudah ditetapkan ke dalam status eutrofik, atau dapat meledak sewaktu-waktu. Bentuk ledakan ini antara lain adalah munculnya berbagai macam penyakit,kematian massal biota laut,serta berbagai hal yang dapat mengancam dan berimbas langsung kepada masyarakat,seperti banjir.
Sumber :Zona-beritaPulauSeribu.com dan matabumi.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar